Bingit Dalam Kepala

Sepertinya aku makin mengenal diri sendiri. Kenapa begitu begitu, kenapa begini begini.

Aku penat. Dah 5 bulan aku tak tidur malam. Bisingnya otak aku tak boleh nak gambar. Hingar bingar mengalahkan pasar.

Aku tak kenal dan tak tahu suara dari mana dan apa yang diperkata, yang jelas aku tetap terasing meski dalam benakku sndiri. Cuma aku masih sedar apa yang aku khawatirkan. Ya.

Setiap malam aku hirup udara ketakutan, kecemasan dan kegugupan. Rasanya persis seperti kematian. Sangat membuatku lelah.

Aku hanya tidur setelah jam 8 pagi hingga 12 tengah hari to be exact. Average 4 hours a day, and probably not a quality sleep. I just fulfill humanity.

Penatnya tubuh. Walau rutin ni bukan baru. Aku alami mungkin sejak 7 tahun lalu.

Aku agak, aku ada social anxiety. Aku tak suka crowd.

Aku phobia untuk dikutuk secara fizikal… ia sangat mencederakan mental… tapi ia dah jadi topik wajib setiap zaman, setiap tempat dan setiap orang yang aku jumpa. Sakit.

Sekarang aku dah terlalu gemuk menghampiri angka 100kg. Semua angkara kekecewaan tak terawat.

Aku tak pernah pandai meluah rasa dari kecil. Aku practise menangis dalam hati sampai membentuk barah duka. I never learn to voice it out…

I also hate the bad habit that develop along my journey. Gigit kuku bila risau or nervous. Makan banyak bila kecewa dan mus******* bila burn out hingga jadi ketagihan.

Penat. Lagi penat bila hidup between two lines. The circumstances and the truth. Reality hidup aku derita dengan teladan buruk orang dewasa sekeliling. Aku benci dan memberontak.

Tapi itulah realiti yang embrace diri aku selama ini, how come it doesn’t affect me? And the truth yang aku belajar dari Quran Sunnah sangat bercanggah dengan rasa yang di dalam. Rasa persis di-‘betray’.

Ya, aku budak aliran agama. One day suicidal though come, ia sangat menjerat aku. Tekanan dah membuak, tapi tiba-tiba teringat hadis bunuh diri.

You get me? Nahh… I dont know how to share the feel. But its totally there.

I acknowledge almost or maybe everyone in this house have mental illness. But nobody wanna admit it.

Arghhh aku sakit kepala type ni. Aku mohon banyak kerja baru ni (fresh graduate and jobless + trauma zaman intern).

Ada yang nak interview, tapi rasa ‘not enough’ aku tu menguasai dan aku tak pergi interview.

Sakitnya. Aku tak nak salahkan diri lagi bila benda ni jadi sebab ianya well-groomed dari aku budak that I’m Not Good Enough!!

Aku tak cukup cantik. Aku tak cukup pandai. Aku tak cukup layak and so on.

Dan semua bad behaviour or attitude aku, aku perasan its from my both parent, obviously. I copied their attitude toward each other since then without relising it. And I totally hate it. D*rn it.

But yeah, from now on, I’m not going to put the blame over them anymore. They’re old enough and got punished maybe (?).

Oo God. Can I die first before them. Another ramadhan wasted.

– Marina (Bukan nama sebenar)

Hantar confession anda di sini -> https://iiumc.com/submit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *