Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering mendengar kalimat yang mengatakan “Menerima apa adanya.” Atau mungkin pernah mengalaminya di saat ada seseorang yang mengatakan, “Aku akan menerima kamu apa adanya.”
Pada awalnya, kalimat itu menurut aku menegaskan sebuah ketulusan.
Tapi ternyata, makna dari kalimat tadi tidaklah selalu baik. Kita harus melihat terlebih dahulu dari sudut pandang mana kalimat itu ditempatkan.
Pola pemikiran menerima apa adanya boleh mengandungi makna yang positif dan juga negatif.
Fikiran menerima apa adanya boleh menjadi makna yang kurang baik jika di posisikan kepada sesuatu hal yang tidak menjadikan seseorang mahu belajar atau mengambil pembelajaran dari setiap hal yang di terimanya.
Misalnya ketika kita mencintai seseorang dan berusaha menerima dia apa adanya, tanpa kita sedari kita membiarkan orang yang dicintai tidak ada “spirit fighter” (semangat pejuang) dan “soul of learners” (jiwa pembelajaran), tidak ada keinginan untuk merubah dan memperbaiki dirinya.
Pesimis terhadap dirinya sendiri yang apa adanya. Sedangkan kita semua tahu, hidup ini akan terus berjalan, roda kehidupan senantiasa berputar,
Dan untuk menjalaninya dengan harus ada keinginan dari diri sendiri untuk mengubah nasib menjadi lebih baik dengan terus memperbaiki diri.
Untuk masalah cinta ataupun sesuatu yang ada kaitannya dengan sebuah hubungan, di mana ada dua pihak yang terlibat di dalamnya, cinta akan sentiasa menuntut adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Jika kita hidup bersama seseorang yang tidak pernah ingin mengubah diri dan kehidupannya menjadi lebih baik, bagaimana dia akan boleh membimbing kita menjadi lebih baik pula?
Begitu juga sebaliknya, ketika kita pesimis terhadap diri dan kehidupan kita, kita tidak akan dapat membantu dan memberikan pengaruh yang positif untuk pasangan, mahupun orang-orang di sekitar kita.
Jauhilah prinsip “menerima apa adanya” untuk kondisi yang satu ini, bangunlah semangat pembelajar.
Tanamkanlah sikap ingin terus mencari ilmu, memperbaiki diri dan tidak pernah puas terhadap kemampuan diri, demi perubahan dan kehidupan yang lebih baik.
Seseorang yang mahu terus belajar dan memperbaiki diri, semakin hari karakter dan kehidupannya akan semakin baik, semakin berkembang dan pola pemikirannya akan sentiasa luas dan bijak.
Untuk sudut pandang yang kedua, iaitu prinsip menerima apa adanya yang mengandungi makna positif iaitu erat hubungannya dengan sikap ikhlas.
Hal yang harus di tegaskan di sini adalah pasrah tidak selalu memiliki konteks yang negatif. Pasrah boleh mengandungi makna berserah diri.
Dan berserah diri dekat sekali hubungannya dengan sikap ikhlas. Prinsip menerima apa adanya mengandungi makna ikhlas ketika seseorang yakin akan kekuasaan Allah dan sentiasa berprasangka baik terhadap kehendak-Nya.
Erti menerima apa adanya di sini lebih erat hubungannya dengan makna mensyukuri. Menerima apa yang telah Allah gariskan dan takdirkan untuk kita. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, tidak semuanya sama.
Makna menerima apa adanya yang ingin ditegaskan di sini adalah syukurilah semua yang kita miliki, belajar menerima apa yang telah Allah gariskan untuk kita. Sesuatu akan terasa sebagai sebuah beban jika kita menganggapnya semua itu sebagai beban.
Seseorang pernah mengatakan, “Bersyukur saja, terima apa adanya, jalani semuanya dengan penuh keikhlasan dan berserah diri. Teruslah berbuat kebaikan, tidak perlu memikirkan apa dan siapa, kelak kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.”
– Faiz Fauzi (Bukan nama sebenar)
Hantar confession anda di sini -> https://iiumc.com/submit