Warkah Untuk Pemfitnah

Hampir 2 tahun berlalu…namun kesakitan ini tetap tak pernah pulih seperti hari kalian menjatuhkan hukuman kepada aku.

Buat kalian, ini adalah satu suara yang terlalu lama bersarang dalam hati yang tak dapat kuluahkan kepada sesiapa. Tentang sakitnya aku yang tak pernah siapa tahu. Tentang hukuman yang telah kalian jatuhkan yang sampai hari ini aku masih mencari peluang untuk memohon maaf. Apakah kalian tahu, betapa kalian telah menyiat segala isi jasadku, menjadikan aku seorang yang kehilangan segalanya. Bukan sahaja aku seorang, tapi dua tiga jiwa juga yang kalian dah hancurkan sehingga hari ini.

Mungkin pada kalian, kalian telah melakukan tindakan yang betul, kononnya membetulkan kami yang ‘berdosa’ di mata kalian, tapi apakah kalian tahu, perbuatan kalian yang mungkin hanya 10 minit cuma, dan mungkin kalian semua telah lupa dengan apa yang kalian lakukan, pedihnya sehingga hari ini. Kesakitan yang kami lalui itu, sehingga hari ini. Dan tak pernah sehari berlalu tanpa kami merasa sakit atas perbuatan kalian. Segala aib kami kalian canangkan kepada mereka yang tidak berkaitan, sedangkan tiada siapa yang pernah tahu tentang apa yang telah kalian lakukan terhadap kami. Saban hari, kami hidup didalam derita yang telah kalian hukumkan, dipandang hina oleh mereka yang mendengar cerita kalian, kami hilang kepercayaan, dan kami saban hari merayu untuk mendapatkan pengampunan dan kemaafan yang aku tak nampak lagi sinarnya.

Terkilannya kami, kalian yang digelar sahabat pada satu ketika dahulu telah menjatuhkan kami sebegini. Terkilannya kami, kerana kalian tidak pernah berterus terang atas kesalahan kami terlebih dahulu. Dan kalian terus bertindak dalam keadaan kalian tidak fikir berapa banyak jiwa yang akan kalian hancurkan oleh perbuatan kalian.

Bertahun kami menanggung kesakitan akibat fitnah kalian, menanggung depresi, terbelenggu dari hari ke sehari dengan perasaan agar dapat membela diri, berselindung duka, tangis dan raung di saat diri bersendiri, berselindung menyembunyi diri di sebalik apa yang dihadapi, berselindung rasa amarah dan gila apabila keburukan dijaja oleh mereka-mereka yang langsung tak mengenali diri kami, dalam paksa rela, kami merelakan diri kami terus dihina dan dicaci seolah hukuman bagi kami tiada tertangguh di dunia ini. Menadah telinga mendengar tuduhan-tuduhan seolah kami ini tiada baiknya lagi, tiada ruang taubat untuk kami. Berlalu bodoh seolah kami tak perasan muka yang lain dengan niat memerli. Berselindung pedih di hati di sebalik gambar-gambar gembira kami yang menyembunyi perasaan sebenar hati kami. Berhabis suara berteriak meraung kerana tak mampu menanggung segala derita pedih dalam jiwa ini. Bergelap di hujung pembaringan di kala sendiri kerana tak mampu untuk menikmati dunia kerana kami masih trauma dikhianati. Dan berhabis doa setiap hari memohon supaya merayu dimaafkan dan dilembutkan hati.

Ketahuilah bahawa kalian sangat meragut kebahagiaan kami. Kalian telah merampas hak aku untuk layak memohon maaf dan pengampunan. Kalian telah memisahkan kami yang baru sahaja 3 bulan bersahabat. Kerana bagi kalian, kami adalah pendosa yang tiada sinar taubat. Kami menutup peluang kami untuk berbaik semula. Allahu. Pedihnya hati.

Di Ramadhan ini, aku hanya mampu memohon, supaya Allah keluarkan kami semula dari belenggu fitnah yang kalian telah hukumkan ke atas kami. Supaya Allah menyatukan kami semula sebagai sahabat. Semoga Allah menerima doa kami.

Semoga Allah juga membuka pintu hati kalian, sekurangnya untuk membetulkan kembali apa yang telah kalian hancurkan.

Amin.

– H

Hantar confession anda di sini -> www.iiumc.com/submit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *